Ebiz Ads

Jumat, 01 Januari 2010

Yeti: Rezeki dari Tusuk Sate


Warung Makan Sate Maranggi Cibungur yang terdapat di Jalan Raya Cibungur Purwakarta sudah 20 tahun bertahan. Hingga saat ini, nama warung sate ini sudah dikenal luas. Media cetak dan elektronik pernah melirik warung makan ini sebagai tempat makan pilihan.

Menurut Yeti sang pemilik warung sate, tidak ada yang istimewa dari cara pemasaran yang dilakukan untuk usahanya. Ia sangat terbantu dengan sistem promosi dari mulut ke mulut untuk usaha keluarga yang diturunkan oleh orang tuanya 20 tahun lalu itu.

Dahulu, makanan yang disajikan hanya Sate Maranggi dan Es Kelapa. Namun seiring berjalannya waktu, beragam jenis makanan lainnya hadir, seperti Sop Dengkul, Ikan Bakar dan Ayam Bakar.

Saat ini, Yeti memperkerjakan lebih dari 50 karyawan di warung makannya. Karyawannya adalah tetangga-tetangga Yeti sendiri, yang tidak berkesempatan bekerja di tempat lain.

Ditanya berapa jumlah omzet yang ia dapat perharinya, Yeti mengaku tidak tahu.

"Saya enggak pernah ngitung, pokoknya cukup buat bayar karyawan aja, ada sisa udah saya bersyukur. Makanya kalo ditanya berapa penghasilan, saya bingung jawabnya," cerita Yeti.

Yeti mengaku, soal rasa dan pelayanan kepada pengunjung adalah hal yang sangat penting untuk meraih kesuksesan dalam usahanya. Hal lain, yaitu masalah keterjangkauan dan kenyamanan suasana "kampung" juga membuat banyak orang "kota" yang singgah di warung makannya.

Yeti bertutur, jika sudah singgah di warungnya, maka sudah tak terlihat lagi tingkat sosial para pengunjung. "Semua kayaknya sama aja, enggak kelihatan, soalnya ada artis juga pake baju santai," kisahnya.

Dalam berjualan, ia tak mau muluk-muluk. "Berapa pun itulah rezekinya," ucap ibu empat orang putra tersebut.

Wanita yang mengaku tidak berpendidikan tinggi tersebut nyatanya bisa membuktikan bahwa berbekal kerendahan hati semua bisa menjadi mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar