Ebiz Ads

Kamis, 31 Desember 2009

Mengemas Laba Bisnis Kemasan


Kemasan sangat menentukan keberhasilan sebuah produk mampu menembus pasar. Namun biasanya tidak mudah untuk menciptakan kemasan dan produk yang mampu diterima pasar. Masalah seperti ini seringkali dihadapi oleh para pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM).

Melihat peluang ini, Maria Magdalena pun memulai usahanya sebagai pengusaha makanan. Pada tahun 2008 lalu ia mencoba melakukan terobosan dengan membuat kemasan-kemasan unik bagi produk-produk makanannya, hasilnya kemasannya banyak dilirik orang.

"Sejak Januari 2008 lalu saya sering membantu UKM, dalam menembus pasar moderen. Lalu banyak yang bilang packaging produk saya bagus. Banyak usah kecil, yang bertanya," kata Maria

Semenjak itu lah ia bersama suaminya bertekad untuk mengembangkan usaha produksi kemasan skala kecil untuk memenuhi permintaan UKM. Setidaknya ia memulai dengan merogoh modal Rp 12 juta untuk membeli 3 mesin pembuat kemasan.

Walhasil, saat ini permintaan produk kemasannya mulai menyebar di seluruh Indonesia, selain sebagai mitra binaannya para UKM tersebut juga umumnya bergerak bidang produk makanan telah menjadi pelanggan setianya.

Beberapa produk yang ia hasilkan seperti stand-up pouch, alumunium foil, paper bag, plastic vakum, packaging machine, label dan lain-lain.

Ia mengatakan saat ini para UKM di Indonesia sering kali mengalami kendala dalam hal kemasan. Berdasarkan pengalamannya, banyak UKM terjebak dengan pemikiran bahwa produk UKM tidak harus bagus kemasannya sedangkan kemasan bagus hanya menjadi milik industri besar.

Selain itu, kata dia, masih ada paradigma di pengusaha, UKM jika kemasan yang bagus akan menambah beban produksi, padahal kata dia saat ini kemasan sangat menentukan keberhasilan sebuah produk di pasar. Ia mencontohkan produk-produk impor terlihat sebagai barang mahal dan bagus, hanya gara-gara dikemas secara rapih dan moderen.

Ia menjelaskan komposisi biaya produksi dari kemasan setidaknya hingga 30% masih dianggap wajar dan layak dipertimbangkan. Saat ini, ia biasa menjual harga kemasan termurah untuk ukuran sachet antara Rp 250 -1600 per sachet. Sedangkan untuk produk kemasan termahal adalah jenis komposit yang dijual Rp 8000 per kemasan.

Ia menjual ukuran sachet minimal dengan jumlah pemesanan 20.000 lembar, sedangkan untuk pemesanan di pabrik kemasan skala besar biasanya meminta pemesanan minimal diatas Rp 200 juta, selain itu ia berani jamin produk kemasannya lebih murah dari harga pabrik besar.

Bagi UKM yang telah memiliki kemampuan produksi tinggi ia menyarankan proses penutupan (perekat) kemasan harus menggunakan mesin otomatis dengan harga Rp 4,8 juta per buah. Bagi UKM yang produksinya masih rendah ia menyarankan untuk menggunakan penutup kemasan manual seharga Rp 350.000. Beberapa alat-alat tersebut ia juga sediakan bagi mitra-mitranya untuk dijual.

Hasilnya sampai saat ini bisnisnya semakin moncer. Dengan dibantu 25 orang karyawannya, setiap bulannya ia mampu membukukan omset hingga ratusan juta per bulan dengan menjual kemasan-kemasan seperti produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kaleng dan lain-lain.

Anda tertarik?

CV. D&D Pack Indonesia

Maria Magdalena
Perumahan Cengkareng Indah Blok GD No 17 Jakarta Barat 11720.
email : marketingdnd@yahoo.co.id

Tonton Taufik: From Zero to Hero Menjadi Exportir Rotan Sukses


Berawal dari kesulitan mendapatkan pekerjaan pada tahun 1999. Tonton Taufik membuat CV. Putra Mas Corporation yang bergerak di ekspor furniture rotan melalui internet. Pada awalnya order yang di dapat dari internet diberikan kepada perusahaan yang sudah mapan di Cirebon. Dari komisi tiap order, dijadikan modal untuk membuat katalog dan dikirimkan ke banyak buyer.

Sejak tahun 2003, CV Putra Mas Corp. berubah menjadi PT Rattanland Furniture. Perubahan nama perusahaan berdampak positif terhadap kepercayaan buyer, sehingga tiap tahun penjualannya meningkat. Kekuatan yang dimiliki lainnya yang tidak dimiliki oleh perusahaan ekspor furniture rotan adalah strategi marketing melalui internet. Saat ini PT Rattanland Furniture menempati peringkat tertinggi di beberapa Search Engines dengan kata kunci “rattan furniture”. Misalnya diketik “rattan furniture” di Google.com, terlihat website www.rattanland.com menempati no.1 diantara banyak pesaing di dunia. Hal ini sudah berlangsung lama sejak tahun 2002 sampai saat ini.

Bidang usaha PT Rattanland Furniture adalah 100% menjual furniture ke luar negeri. Furniture yang dibuat berbentuk kursi, meja, sofa, tempat tidur, keranjang, lemari dll. Hampir 100% produk di anyam rotan/pisang/eceng gondok hasil produksi home industry di Cirebon.

Selain usaha ekspor via online, ada juga usaha offline nya, misalnya SPBU,angkutan BBM (tangki),dan angkutan kontainer.
Beberapa unit usaha yang dikembangkan adalah Website untuk usaha ekspor:

1. www.rattanland.com
2. www.theteak.com
3. www.patiofurni.com
4. www.syntheticwickerrattan.com
5. www.outdoorteakgarden.com
6. www.wickerfurniture.net
7. www.canefurnitureindonesia.com
8. www.imitationleatherfurniture.com
9. www.rattanfurniture.biz
10. www.CoupleShirt.com

Diharapkan dengan adanya direktori tersebut temen-temen yang berminat export bisa memanfaat kan media tersebut untuk promosi baik yang free atau yang berbayar secara Cuma-Cuma

Iim Fahima : Berjaya di dunia Online


Kehadirannya membius lawan bicara. Semangatnya menular sehingga siapapun di dekatnya ikut optimis. Sosok wanita muda cantik, elegan, percaya diri, dan berwawasan luas, seolah tak cukup menggambarkan pribadi Iim Fahima Jachja (31). Dialah konsultan online advertising yang melejit namanya diantara pegiat jasa virtual tanah air.

Pada tahun 2006, karier Iim di salah satu perusahaan periklanan terbesar di Indonesia, terbilang mapan. Karier suaminya, Adhitia Sofyan, saat itu pun cukup bagus, yakni sebagai art director disebuah agen periklanan asing. Tapi ditengah kemapanan yang bisa membuai itu, mereka justru mantap membuka lembaran baru dengan menjadi wirausaha. This is the time. Begitu tekad mereka kala itu. Padahal, untuk mewujudkan usaha impian tersebut, mereka harus memulai dari nol.

Mereka mengambil keputusan yang berani. Apalagi jika mengingat pada waktu itu, kondisi perekonomian Indonseia sedang tak menentu dan penuh ujian. Toh, Iim tak hanya berbekal nekat dalam membentuk bisnis jasa konsultasi maketing dan komunikasi onlie, yang ia beri nama Virus Communications, dibawah bendera PT Virtual Media Nusantara.

Ternyata, berwirausaha bukan 'mainan' baru bagi Iim. Meski ilmu marketing bukan latar belakang pendidikannya, bagi lulusan Program Studi Manajemen Penyiaran (Broadcasting), Akademi Media Radio dan Televisi, Jakarta, ini berwirausaha merupakan sesuatu yang mengalir dalam darahnya. "Eyang saya seorang pedagang. Beliau eksportir gula dan kayu. Kakak saya pun banyak yang jadi entrepreneur," ujar bungsu dari 9 bersaudara ini.

Pengalaman bekerja di bidang advertising yang mengandalkan media televisi, radio atau print ad (metode konvensional, begitu ia menamakannya) diakui Iim memberi banyak pelajaran berharga. Meski kini ia fokus pada dunia pemasaran bisnis secara online, ilmu komunikasi marketing yang ia dapat dari pekerjaannya dulu itu tetap menjadi landasan dalam mengaplikasikan usaha barunya. "Kesibukan pekerjaan saya yang sekarang tak jauh berbeda dari pekerjaan sebelumnya. Namun, karena terbiasa bekerja di perusahaan besar, dengan struktur dan sistem kerja yang sudah rapi, saya harus mencurahkan perhatian ekstra dalam membangun bisnis sendiri," katanya.

Yang membedakan cara bisnis Iim dengan advertising konvensional adalah hal perantara (medium) komunikasi. "Tantangan pemasaran via online seperti yang saya jalani, lebih besar. Bandingkan saja dengan sebuah iklan televisi, yang besarnya memenuhi satu layar. Di satu layar situs internet bisa terdapat banyak sekali iklan online. Nah disinilah seninya iklan online. Setiap konsultan iklan online butuh strategi khusus agar iklannya dilirik konsumen, dan menang bersaing dengan jejeran iklan lain, jika tidak paham betul ilmunya, iklan yang dibuat bisa jadi malah tidak efektif menjaring konsumen," ungkap Iim, panjang lebar.

Seorang konsultan iklan online yang baik, selain harus mengerti ilmu komunikasi marketing secara umum, juga harus memahami sejumlah hal lain. Mulai dari konsep komunikasi online marketing, perilaku konsumen online, sampai ilmu teknologi informasi, plus kreativitas yang tinggi.

Menurut Iim, era pemasaran sekarang sudah bergeser. Dulu, produsen ingin produknya selalu tampil sempurna di mata konsumennya. "Padahal, bukankah tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna?" kata Iim. Untunglah, konsumen sekarang sudah dapat melihat kekurangan suatu produk, bahkan bisa menyampaikan kritik.

Tak sulit menelusuri jejak keberhasilan Iim. Sederet nama perusahaan besar menjadi kliennya. Sebut saja di antaranya Hewlett Packard, PT Telkom, Toyota, Auto2000, XL, Smart.

Rabu, 30 Desember 2009

Mantapnya Bisnis Pengaman Kebocoran Gas


Jutaan rumah tangga di Indonesia kini telah menggunakan elpiji untuk keperluan rumah tangganya. Sebuah peluang usaha pun bisa digali dari konsumsi masyarakat tersebut. Salah satunya adalah bisnis pengaman tabung elpiji yang ternyata cukup menggiurkan.

Betapa tidak menggiurkan, hampir seluruh masyarakat menengah ke atas kini telah menggunakan elpiji untuk yang ukuran 12 kg. Belum lagi, sebanyak 40 juta rumah tangga yang masuk dalam program konversi energi dari kompor ke elpiji 3 kg.

Adalah M. Sairin, pria asal Tegal ini memiliki ide membuat pengaman tabung elpiji agar tidak bocor. Kisah suksesnya menciptakan alat sederhana penekan regulator terhadap valve sungguh brilian.

Ia mengaku terinspirasi dari sering bermunculannya kasus kebocoran tabung yang berujung maut di seluruh Indonesia, telah membawanya menjadi calon produsen pengaman tabung pertama di Indonesia.

"Pada awalnya saya sering mendengar banyak tabung meledak. Saya punya solusi karena kurang tekan jadi bocor. Awalnya pakai karet, lalu tidak bocor, lalu saya punya ide membuat pengaman dari plat besi," kata Sairin

Ide membuat alat pengaman ini kata dia merupakan murni idenya sendiri. Saat ini ia sedang memproses tahap paten yang di fasilitasi oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Hukum dan HAM.

Ia mengaku produksi perdananya baru ia lakukan pada bulan Agustus 2009 lalu, saat ini sebanyak 3000-an pengaman tabung telah ludes terjual. Sayangnya kata dia, saat ini produk pengaman tabung ini belum banyak tersebar ke pasar secara umum.

"Pakai alat saya ini dijamin nggak bocor," katanya.

Melalui bengkelnya di Tegal, saat ini ia mulai kebanjiran pesanan dari beberapa wilayah di Indonesia. Kedepannya ia berharap pihak Pertamina selaku pelaksana program konversi bisa mengajaknya untuk sebagai rekanan. Dimana alat pengaman tabungnya bisa menjadi paket pemberian tabung dan kompor program konversi.

"Saya ingin kalau Pertamina sebagai bapak angkat, alat saya masuk dalam pembagian tabung dan kompor, jadi ada sehingga hak patennya terbantu," jelasnya.

Tawaran Kemitraan Distribusi Pengaman Tabung Elpji

Sairin menambahkan, saat ini pemasaran produknya masih terbatas di wilayah Jakarta dan Semarang melalui penjualan sendiri maupun beberapa rekanannya. Ia mengajak untuk bermitra dengan dirinya untuk sebagai agen penjualan atau pengecer.

Sistem kerjasamanya, para distributor minimal membeli sebanyak 50 unit pengaman tabung dengan harga Rp 17.000 per unit. Distributor diberikan kebabasan menjual dengan batas harga hingga Rp 65.000 per unit.

"Saya mengajak untuk gabung, pembelian minimal 50 unit. Saya jual harga Rp 17.000, dijualnya ada yang Rp 65.000, Rp 50.000," imbuhnya.

Saat ini ia telah memiliki 10 orang karyawan dengan kapasitas produksi per harinya mencapai 1000 unit dengan memanfaatkan bengkel bubut besar milik kakaknya.


Muhamad Sairin

Alamat:
JL. Kabunan Asri Blok A No 3 Kecamatan Dukuh Waru, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Berkat Gedebok Pisang, Punya 100 Karyawan


Berkah pohon pisang tidak hanya buah atau daunnya. Tukimin (49) membuktikan bahwa dengan sentuhan kreativitas, gedebok pisang juga bisa menghasilkan sejumlah pemasukan dalam rupiah dengan menjadikannya kerajinan tangan yang digandrungi masyarakat internasional. Tinggal di lingkungan pedesaan membuat Tukimin akrab dengan alam sejak kanak-kanak. Ia yakin, alam menyediakan segala macam kebutuhan manusia untuk menyambung hidup.

Ia pun berang dengan manusia yang menyia-nyiakan berkah alam. ”Di sekitar rumah saya banyak orang membuang gedebok (batang) pisang setelah memanen buahnya. Menurut saya, limbah batang itu pasti bisa dimanfaatkan,” katanya.

Kendati sudah menekuni profesi sebagai penganyam serat alam sejak tahun 1996, Tukimin yang menetap di Dusun Tanggulangin, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo, itu belum dapat mewujudkan pikirannya. Pemilik CV Indo Seagrass itu sibuk menangani pesanan kerajinan anyaman serat pandan dan agel (gebang) yang sedang booming pascakrisis ekonomi.

Tukimin menjadi lebih sibuk setelah terpilih sebagai Kepala Desa Tanjungharjo sejak 2003. Akhirnya baru pada tahun 2008 pria lulusan SMA itu baru bisa mengolah limbah gedebok pisang karena sebagian program kerjanya sebagai lurah sudah terlaksana. ”Saya beralih ke bahan gedebok pisang agar beda dari perajin lain. Kalau saya tetap menganyam agel dan pandan, usaha saya tak akan berjalan karena banyak saingan,” ungkap Tukimin.

Selain itu, serat batang pisang juga memiliki tekstur yang berbeda dibanding serat alam lain. Serat gedebok lebih kuat, tetapi tetap halus dan empuk. Semakin muda usia batang pisang yang digunakan, semakin halus tekstur anyaman. Mengolah gedebok pisang sesungguhnya tak sulit. Bilah-bilah batang tersebut hanya perlu dikeringkan dengan cara dijemur 10 hari. Dalam proses pengeringan, Tukimin tidak menggunakan oven karena akan merapuhkan serat, yang membuat mudah patah saat dipilin.

Melalui distributor yang kerap memasok kerajinan anyaman di Nanggulan, Tukimin mempromosikan produknya. Tidak disangka, animo pembeli, khususnya luar negeri, begitu besar. Kerajinan buatan Tukimin laku keras di Spanyol, Hongkong, dan Jepang. Jumlah pesanan pun terus naik. Jika tahun-tahun sebelumnya Tukimin hanya membuat 10.000 hingga 20.000 produk anyaman setiap bulan, kini ia sanggup menghasilkan 100.000 produk, khusus dari bahan serat batang pisang.

Jumlah pegawai yang awalnya hanya 20 orang dirasa tidak lagi mencukupi. Kini, Tukimin mempekerjakan 50 pegawai. Itu belum termasuk jumlah pekerja tidak tetap sehingga totalnya bisa mencapai 100-an orang. Selain mempekerjakan pemuda-pemuda lokal, Tukimin juga menampung tenaga kerja dari kabupaten lain, seperti Bantul dan Gunung Kidul. Tukimin mengatakan, gaji pegawainya hampir setara dengan upah minimum regional DIY, yakni Rp 500.000 per bulan.

Untuk mempermudah transaksi dan komunikasi dengan pembeli, kini Tukimin juga sudah memanfaatkan sarana internet dengan berkirim surat elektronik (e-mail). Ia merasa belum siap untuk membuat situs internet sendiri karena masih gagap teknologi.
Rata-rata omzet CV Indo Seagrass di atas Rp 100 juta per bulan dengan batas keuntungan 20 persen. Tukimin tidak menikmati keuntungan itu sendiri, melainkan ia membagi kepada para perajin lain dalam wujud pelatihan usaha. ”Saya tidak mau pelit berbagi ilmu. Penjiplakan desain atau peniruan ide adalah hal biasa dalam usaha. Hal itu justru terus memicu saya agar tetap kreatif dan tampil beda,” ujarnya.

Kamis, 24 Desember 2009

Mencicipi Bisnis Kemitraan Minuman Segala Umur


Minuman kopi, teh dan ice cream tentunya sudah akrab dengan lidah masyarakat pada umumnya, bahkan bisa dibilang 3 jenis minuman ini sudah menjadi minuman segala umur.

Melihat peluang ini, Hendra pemilik Revo Indonesia mengembangkan bisnis kemitraan 3 gerai minuman Revo Coffee, Revo Tea dan Revo Ice sekaligus.

Konsepnya sederhana saja, seperti kebanyakan pola kemitraan lainnya si investor menyetorkan uang investasi sebagai modal dan tanpa harus pusing-pusing memikirkan perlengkapan dan stok bahan baku karena semuanya sudah disiapkan pihak Revo.

Sekarang ini, hanya berselang setahun semenjak ia membuka bendera Revo setidaknya sudah ada 100 outlet yang telah bergabung, yaitu 83 outlet di Jakarta, 3 di Semarang,10 di Bandung dan 5 di Bogor.

Ia menjelaskan salah satu hal yang membedakan sistem kemitraan yang ia kembangkan adalah tidak adanya royalty fee bagi si mitra artinya investor tak perlu membayarkannya. Justru kata dia pihaknyalah yang akan memberikan royalty fee sebesar 20% dari pembelian bahan baku pihak lain yang telah diajak oleh si mitra. Selain itu, si mitra akan mendapat sponsor fee sebesar Rp 500.000 jika mampu mengajak mitra lainnya.

Bagi yang berminat, Hendra menjelaskan untuk Revo Coffee investasi yang diperlukan Rp 6,5 juta di luar dari tempat. Investor sudah mendapatkan 19 item pendukung bisnis mulai dari booth, peralatan pendukung, bahan jadi siap jual, kemasan, standing banner, peminjaman freezer dan lain-lain, termasuk training bagi penjaga toko.

Asumsi balik modal jika 2 bulan maka setidaknya dalam setiap hari harus mampu menjual 65 cup kopi per hari dengan perhitungan harga jualnya Rp 5000-6000 per cup atau dengan total omset rata-rata Rp 350.000 per hari.

Sedangkan untuk Revo Tea investasi yang diperlukan Rp 6,5 juta, perlengkapan pendukung yang diterima investor kurang lebih sama dengan Revo Cofee. Jika estimasi balik modal 2 bulan maka setiap bulannya harus mampu menjual 110 cup teh hijau dengan omset rata-rata omset Rp 300.000 per bulan.

Untuk Revo Ice biaya investasi yang diperlukan sedikit lebih mahal yaitu Rp 7 juta, investor akan mendapatkan freezer booth ice cream, bahan jadi siap jual dengan 4 rasa, kemasan cup, standing banner, brosur dan lain-lain. Setidaknya memerlukan 175 cup (Rp 2500 per cup) harus habis dengan omset rata-rata Rp 450.000 per hari, maka balik modal akan tercapai dalam dua bulan.

Sebagai gambaran keuntungan atau margin bagi investor, pihak Revo menjual setiap harga satuan untuk kopi Rp 2200 per cup, untuk teh Rp 1500 per cup dan ice cream Rp 1100. Si investor atau mitra bebas menjual hingga batas atas yaitu Rp 5000 per cup.


Hendra
PT Revo Indonesia
Bellezza Office Tower
Jl. Letjen Soepeno 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210
Email: hendracrown@gmail.com

Magic Shop, Si Waralaba Sulap


Perkembangan dunia sulap di Tanah Air semakin pesat. Kemampuan melakukan sulap menyulap sudah bukan menjadi dominasi orang-orang tertentu saja. Sulap sudah menjadi tren umum bagi khalayak banyak, sebagai kemampuan iseng-iseng maupun sebagai profesi yang menghasilkan uang.

Indro Julian salah seorang pesulap asal Jakarta yang sudah lama berkecimpung di dunia sulap melakukan terobosan unik. Yaitu ia mengembangkan konsep kemitraan membangun bisnis magic shop dan kursus sulap.

Setidaknya saat ini sudah ada beberapa lokasi Magic Shop yang ia miliki antaralain Puri Mall Jakarta Barat, Bellanova Mall Sentul, Point Square Lebak Bulus, Eka Lokasari Bogor dan Giant Mega Bekasi Barat.

Julian menjelaskan, konsep kemitraan yang ia kembangkan adalah membangun toko magic shop dan sarana kursus sulap. Bagi mitra yang berminat setidaknya harus menyediakan modal Rp 40 juta (diluar sewa tempat).

Dari dana itu si mitra sudah siap memiliki satu toko sulap dengan dukungan 2 tenaga sulap terampil yang siap menjadi pendemo, termasuk etalase, ruang ganti dan ruang belajar dan 100 jenis alat sulap yang siap dijual. Bahkan untuk satu bulan pertama, Julian memberikan keringanan dengan penanggungan biaya honor untuk 2 orang pegawai toko.

Mengenai kursus sulap, setiap gerai mitra akan menjadi tempat kursus, setidaknya ada beberapa paket khusus untuk kursus, yaitu:

Kursus sulap level 1 seharga Rp 2 juta dilakukan selama satu bulan 4 kali pertemuan. Para calon pesulap setidaknya akan mendapat 15 trik sulap dasar.

Kursus sulap level 2 seharga Rp 6 juta diajarkan selama 3 bulan 12 kali pertemuan, akan diajarkan sebanyak 48 trik sulap tingkat madya. Pada level ini para calon pesulap akan diberikan dasar-dasar sulap untuk di panggung.

Kursus sulap level 3 yaitu tahap hipnotis, paket yang ditawarkan seharga Rp 4,5 juta, proses belajar hanya dilakukan selama 2 jam saja. Kemudian level 4, pada tingkatan ini calon pesulap akan diberikan materi spesial panggung dengan paket Rp 8 juta dengan waktu yang cukup singkat.


Julian Entertainment

Indro Julian
Workshop:
Jl. Albatros H20, Kompleks Skuadron Udara Halim Perdana Kusuma-Jakarta Timur.

Rabu, 23 Desember 2009

Harumnya Bisnis Isi Ulang Parfum


Parfum bagi kebanyakan orang sudah menjadi kebutuhan yang vital sebagai syarat untuk menambah kepercayaan diri. Selain menambah wangi, bisnis parfum pun bisa membuat kantong Anda semakin 'percaya diri'.

Salah satu yang bisa dijajal adalah bisnis parfum isi ulang yang cukup menggiurkan. Di beberapa wilayah parfum isi ulang diminati konsumen karena selain harganya lebih kompetitif, para konsumen juga bisa dimanjakan dengan bebas memilih ratusan aroma parfum yang bisa mengundang selera masing-masing.

Salah satu seorang penjual parfum, sebut saja Albab di wilayah Tanah Abang mengatakan kelebihan dari menjual parfum isu ulang selain harganya murah, konsumen dimanjakan ratusan jenis minyak parfum yang bisa diracik dalam jumlah pembelian kecil maupun dalam jumlah besar, termasuk untuk jenis oles maupun semprot.

"Yang di jual disini jumlahnya bisa sampai 300 jenis aroma parfum lebih," katanya.

Dikatakannya secara garis besar parfum terbagi menjadi dua yaitu untuk parfum pria dan wanita. Umumnya karakter aroma jenis parfum untuk wanita lebih beraroma lembut (soft) sedangkan untuk pria relatif lebih keras aromanya. Beberapa jenis dan merek parfum antara lain jenis Delmar, Euphoria, Eternity, Escada, Escape, Hugo Boss dan lain-lain.

"Harga yang paling murah kita jual Rp 1500 per ml sampai Rp 3000 per ml, dari ukuran untuk oles paling kecil 5 ml sampai semprot yang berkuran puluhan mililiter," imbuhnya.

Ia mengaku dalam sehari mampu menjual hingga setengah kilo mili parfurm dengan omset rata-rata setidaknya bisa mencapai Rp 300.000-500.000 per hari.

Penjual itu mengaku mendapat pasokan dari seorang supplier di wilayah Tanah Abang bernama Abdul Rachim Syafi'i. Setidaknya Abdul Rachim sendiri sedikitnya memiliki 7 gerai parfum yang tersebar di beberapa lokasi di wilayah Jakarta Barat termasuk di Tanah Abang dan sekitarnya dan satu buah toko utama di wilayah Petamburan. Anda berminat?

Duta Parfum

Abdul Rachim Syafi'i
Jl. Petamburan V No 8 RT 02/05

Gulungan Laba Kue Gulung


Kemampuan mengemas bisnis terkadang bisa menjadi kunci keberhasilan seorang pengusaha. Begitu yang dialami oleh Sugiono yang sukses mengemas bisnis kue gulung.

Pria pensiunan seorang montir ini akhirnya memilih membuka usaha pembuatan kue semprong atau gulung hanya bermodalkan Rp 400.000, untuk membeli cetakan dan bahan baku adonan dan kompor.

Kue gulung? mungkin bagi sebagian orang kurang akrab dengan nama kue ini. Kue semprong atau kue gulung identik dengan kue makanan rakyat dengan bentuk sederhana hanya digulung-gulung memanjang dengan cita rasa renyah seperti krupuk.

Kisah suksesnya berawalnya pada tahun 2003 lalu, pada waktu itu ia mengaku kebingungan usai pensiun dari seorang montir. Pria yang mengaku yang saat ini berumur 76 tahun ini resah dengan masa pensiunnya tanpa ada kegiatan.

Semenjak itu lah ia memantapkan usahanya lebih serius dengan memproduksi secara massal. Pasar pertamanya adalah mengincar pembeli dikalangan menengah atas di wilayah perkantoran. Walhasil, sungguh menakjubkan kue semprong buatannya laris manis.

"Wah karena direspons bagus, saya langsung saja daftarkan produk saya ke depkes," tuturnya.

Produk kue semprongnya ia berani tawarkan mulai dari Rp 20-30.000 setiap satu pak dengan isi 30 batang. Saat ini ia hanya baru sedikit mengambangkan cita rasa yaitu rasa wijen, vanila dan rasa biasa.

Sugiono mengaku kue semprongnya laris manis mendekati Lebaran, Tahun Baru dan Natal. Dengan mengambil segmen menengah atas, tak segan-segan ia mengemas produknya semenarik mungkin dengan kemasan yang bagus. Ia mengaku saat ini omset usahanya hingga belasan-puluhan juta per bulan.

Kunci utama dari keberhasilan usahanya adalah kemampuan mengemas produk. Ia sadar kue semprong di pasaran selama ini dikemas apa adanya dengan tidak menarik. Ia mulai melakukan terobosan dengan membuat kemasan lebih eksklusif dengan berani memasang harga tinggi.


Yo' Gulung

Jl. Suryodiningratan MJ II/641 Gg Rahmat Kav BNI Yogyakarta 55141

Selasa, 22 Desember 2009

Kedai Digital, Bisnis Kreatif Beromset Ratusan Juta


Kreativitas memang terbukti tidak mengenal batas. Banyak hal yang bisa dieksplorasi dari sini, mulai dari seni hingga bisnis investasi. Untuk kategori kedua, seorang Saptuari Sugiharto sudah membuktikannya.

Mendirikan Kedai Digital pada bulan Maret 2005 di Demangan baru, Yogyakarta dengan produk pertama Mug, saat ini "Toko" Saptuari menyebar di 22 kota dengan jumlah 34 cabang. Omsetnya pun ratusan juta.

Ide awal Saptuari sangatlah sederhana. Dia merasa setiap orang mempunyai sifat narsis yang tinggi dan ide yang ada di masing-masing kepala manusia beragam. Namun wadah untuk menyalurkan hasrat narsis masih minim.

Tepat di tanggal 28 Maret 2005, Saptuari bersama 3 karyawan bertekad dan sedikit nekad mendirikan toko yang memproduksi merchandise pribadi. Menempati ruang yang hanya 2x7 meter, pria tambun ini memulai kisah suksesnya dengan memproduksi mug.

Kedai Digital menargetkan konsumen mereka adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa khususnya, punya sifat narsis yang overload hingga butuh wadah penyaluran.

Menurutnya, kota yang mempunyai basis mahasiswa disitulah prospek usahanya akan melaju kencang. Yogyakarta sebagai pilot project -nya telah mencetak omset Rp 70 juta per bulan per kedai. Omset yang sama juga terjadi di Malang. Maklum saja kota apel ini memiliki mahasiswa yang tak kalah banyak dari Yogyakarta.

Setelah mendirikan bidang usaha baru berupa cutting sticker tahun 2008, dia merencanakan toko pembuat undangan pernikahan berkonsep "Undangan Semau Kamu".

"Saya ingin orang yang ingin menikah, dan ingin punya undangan yang nyeleneh, kita bisa bikin," imbuhnya. Masih banyak diversifikasi usaha yang ingin Saptuari capai. Namun dia tetap mengkhususkan diri pada merchandise, sembari memikirkan apa yang dia lakukan keesokkan harinya.

Manisnya Bisnis “Helm Tengkorak” Hendra


Helm tidak lagi menjadi sekedar sebuah alat pengaman kepala dalam berkendara saja. Seiring dengan berjalannya waktu, helm juga menjadi tren fashion tersendiri bagi penggunanya.

Sudah banyak ditemui berbagai macam jenis dan bentuk helm di dalam negeri, disajikan dalam berbagai ukuran dan warna. Jika anda bosan dengan bentuk helm konvensional, anda bisa mencoba keunikan helm tengkorak.

Salah satu yang menjadi keunikan helm ini, tidak hanya motif tengkorak saja yang terpampang di sekitar helm, namun juga ada yang berbentuk tengkorak utuh, seperti jenis helm full face.

Menurut produsen helm tengkorak Hendra Trismawan, selama ini ia telah memproduksi berbagai jenis helm tengkorak, mulai dari helm catok, half face hingga full face.

Menurutnya, bisnis helm tengkorak mulai digelutinya hampir 5 tahun yang lalu, atau sekitar tahun 2004. Pada waktu itu, pria kelahiran Bandung 27 tahun silam itu menyiapkan modal awal hanya sekitar Rp 1 juta.

Awalnya, helm-helm tersebut dijual kepada teman dekat, seiring waktu permintaan model serta jangkauan distribusinya semakin meningkat.

Kini, Hendra bisa memproduksi sekitar 100 buah helm tengkorak per bulan. Dengan modal per bulan sekitar Rp 10 juta, ia bisa mengantongi omzet lebih dari dua kali lipat.

Jalur distribusinya pun meluas, bahkan hingga ke mancanegara. Menurutnya, negara yang menjadi pelanggan tetapnya antara lain Thailand, Jerman, Russia, Jepang dan Australia.

Harga 1 buah helm tengkorak bervariasi, tergantung jenis dan ukuran, dipatok dengan harga Rp 100.000-300.000. Sementara helm pilot dipatok sekitar Rp 300.000-400.000 per buah, tergantung dari ukuran.

Tertarik dengan peluang usaha ini?

Hendra Trismawan
Jalan Terusan Dursasana No 34, Bandung 40173, Jawa Barat, Indonesia.
Facebook: Hendra Trismawan
Email: ndraa_retroholic@ yahoo.com