Ebiz Ads

Jumat, 02 April 2010

Meraih Profit dengan Kewirausahaan Sosial


Tak banyak bisnis yang dijalankan pengusaha memiliki orientasi sosial dan pengembangan masyarakat. Bisnis lebih cenderung untuk meningkatkan keuntungan finansial ketimbang harus repot-repot memikirkan pengembangan komunitas ataupun masyarakat.

Tetapi kondisi itu tidak mutlak. Ada pihak-pihak yang menjalankan kegiatan wirausaha sosial atau social entrepreneurship. Kegiatan ini adalah sebuah usaha bisnis yang orientasi utamanya adalah pengembangan masyarakat dan komunitas. Tentunya tanpa mengenyampingkan keuntungan finansial yang bisa didapat.

"Indonesia memiliki banyak pelaku wirausaha sosial. Hanya saja mereka tidak memiliki akses yang cukup, sehingga tak banyak orang yang tahu," ujar Programme Manager British Council Fajar Anugrah saat konferensi pers Community Entrepreneurs Challenge di Hotel Aston, Bandung, Kamis (25/3/2010).

Menurutnya, aksi dari wirausaha sosial justru bisa mengembangkan masyarakat dengan lebih optimal, dan tak menutup kemungkinan untuk bisa memberikan pemasukan bagi negara. "Sayangnya banyak juga pihak-pihak yang tidak sadar mereka sedang melakukan wirausaha sosial, sehingga tidak berkembang dengan optimal," cetus Fajar.

Ia juga menambahkan, keuntungan dari wirausaha sosial tak dilihat dari keuntungan finansial semata, tetapi juga dari pelestarian budaya, pelestarian lingkungan, dan lagi-lagi pemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Kamis, 01 April 2010

Kredit dari Bank Repot, Untung Ada PKBL ...


Meski terbukti tangguh dalam menghadapi gempuran krisis ekonomi global, usaha kecil menengah masih kesulitan untuk mendapatkan kredit. Kalaupun ada, bunganya sangat tinggi, sehingga UKM tetap kerepotan untuk membayar cicilan kreditnya. Dengan adanya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari berbagai BUMN, para pelaku UKM merasa sangat terbantu.

Salah satunya adalah Dery Andriansyah yang memproduksi gitar dengan merek "AKAY Guitar". "Saya mengikuti PKBL dan mendapatkan bantuan dari Askes. Dengan bantuan ini, produksi gitar saya bisa berlangsung lebih mudah. Lagipula, bunganya ringan," ujar Dery

"Dengan bantuan PKBL, showroom pabrik kami bisa diperluas. Tempat produksi gitar pun bisa lebih lega sehingga memudahkan kami dalam membuat gitar," terang Dery.

Pabrik gitar milik Dery mampu membuat 20-30 gitar setiap bulannya. Dia memiliki lima orang pekerja untuk menyelesaikan bagian-bagian gitar. "Saya sendiri bertugas di bagian finishing," tambah Dery.

Akay Guitar mulai membuat gitar di Sukabumi semenjak tahun 1982, yang dirintis oleh Akay, ayah Dery. Konsumennya sudah menyebar dari berbagai wilayah, meski pasar yang paling besar tetap dari Sukabumi. "Kami adalah satu-satunya pabrik gitar di Sukabumi. Sehingga pengguna gitar di Sukabumi pasti akan datang pada kami jika gitarnya rusak atau ingin membeli yang baru," tandas Dery.

Akay Guitar dan pelaku UKM lainnya adalah mitra dari PKBL BUMN yang sedang melakukan pameran pada acara Gelar Karya PKBL BUMN 2010 di Balai Sidang Jakarta sejak hari Rabu (24/3/2010).

Banyak varian produk dari UKM yang ditampilkan pada acara ini, seperti kain batik, makanan ringan, alat musik, hingga hasil seni rupa tradisional. Pameran ini masih akan berlangsung hingga Minggu (28/3/2010).

Rabu, 31 Maret 2010

Waralaba Salon Bakal Berkibar Tahun Depan?


Bisnis usaha waralaba dan lisensi di sektor jasa salon perawatan diperkirakan masih akan diminati hingga tahun depan. Pasalnya, usaha ini dinilai kebal terhadap krisis keuangan global dan memiliki pangsa pasar yang luas.

Demikian disampaikan Ketua Umum Himpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit, di sela-sela jumpa pers, di Hotel Redtop, Jakarta. "Ibu-ibu itu mending enggak makan dan enggak belanja asal perawatan. Sepanjang perempuan masih banyak dan sepanjang perempuan itu masih ada, maka industri jasa akan berkibar," cetusnya.

Disamping itu, dia juga memprediksi untuk tahun depan sektor makanan dan minuman juga masih diminati. Dia mencontohkan, untuk sektor makanan yang diminati umumnya adalah jenis usaha seperti restoran yang menawarkan harga murah untuk kalangan menengah kebawah.

Adapun untuk sektor minuman, adalah jenis minuman siap saji yang dijual di sejumlah mall. "Kalau restoran waralaba yang diminati paling yang harganya jutaan. Begitu juga dengan minuman, itu yang berkisar Rp 5 jutaan juga banyak diincar," tandasnya.

Senin, 29 Maret 2010

Produk Pro-Audio Buatan Indonesia Dipesan Lebih 21 Negara


Dunia pro-audio Indonesia mulai mendapat perhatian pasar internasional. Terbukti transaksi pemesanan speaker V8sound.com dalam pameran pro-audio terbesar dunia, Messe Frankfurt Prolight + Sound 2010, 24-27 Maret, lebih dari US$2 juta pada hari pertama.

"Pembeli berasal dari 21 negara lebih. Mereka tertarik dengan produk kita yang mungil namun bisa menghasilkan suara yang powerfull. Banyak yang tidak percaya bahwa Indonesia bisa membuat speaker pro-audio berkualitas sangat baik yang setara dengan merek-merek besar dunia," kata Harry Kiss, pemegang hak cipta V8sound.com

Pembeli yang telah memesan V8sound.com berasal dari negara Portugal, Uganda, Yunani, Rumania, Istambul, Turki, Kazakztan, Filipina, Prancis, Jerman, Israel, China, Italia, Belanda, Finlandia, Schlieren, UEA, Spanyol, Inggris, India, Belanda, Ukraina, dan Swiss.

“Awalnya mereka ragu, apakah indonesia mampu mengembangkan pro-audio, Tapi setelah mereka mendengar dan melihat begitu banyak foto event besar yang menggunakan speker ini, akhirnya mereka percaya,” tutur Harry.

Dalam ajang pameran akbar pro-audio kelas dunia itu, V8sound.com menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia. Keikutsertaan V8sound.com dalam pameran ini bekerja sama dengan SonicEmotion dari Switzerland yang mendalami teknologi 3D Surround Sound.

Satu hal yang menarik perhatian pengunjung adalah tampilnya seri V8 Army One yang menjadi satu-satunya speaker yang memiliki standard militer dalam pameran tersebut.

“Seri terbaru kami ini tahan guncangan dan kedap air. Terkenal sangat tangguh karena di setiap sudut boks dilapisi oleh besi ringan,” jelas Harry seraya menambahkan bahwa speaker jenis ini telah dipakai oleh sejumlah kesatuan militer di Indonesia.

Awalnya rancangan V8Sound.com dikembangkan sejak 2004, dan mulai diproduksi terbatas sejak 2006. Memasuki 2009, V8Sound.com telah merambah mancanegara. Sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Swiss, serta di Asia seperti Myanmar dan Singapura, mulai memanfaatkan kehadiran V8sound.com.

"Speaker ini hadir tidak semata-mata dari hasil penelitian laboratorium, tetapi dari pengalaman para kru pengguna speaker. Kebetulan kami semula adalah pengguna speaker kualitas dunia dengan harganya yang sangat mahal, untuk kebutuhan operasional event organizer yang kami kelola. Akhirya, kami juga berkeinginan menciptakan sendiri speaker dengan standar dunia, namun dengan harga manusiawi, dan layanan purna jual yang sangat cepat, dan dapat pula disewa," jelas Harry yang juga pemilik event organizer Harry Kiss Production, yang kini tercatat pula sebagai sound system rental terbesar di Indonesia.

Pada awalnya ia memproduksi speaker dan amplifier hanya untuk tujuan kebutuhan penyewaan. Sebab tiap hari Harry Kiss Production terkadang melayani 18 event kelas menengah hingga besar.

"Setelah kami menggunakan dan mengembangkan sound system sendiri, ternyata speaker kami lebih praktis, ringan, mudah digunakan, dan memiliki sedikit downtime," katanya.

Produk V8Sound.com telah digunakan di hampir semua peristiwa besar di Indonesia seperti Perayaan 100 Tahun Hari Kebangkitan Bangsa, HUT dan sejumlah acara stasiun televisi seperti RCTI, TPI, Global TV, Indosiar, dan Trans TV, HUT ke-45 Partai Golkar, kampanye pilpres pasangan SBY-Boediono, sejumlah peristiwa kenegaraan di Istana Kepresidenan.

Untuk memenuhi kebutuhan sound system di Istora Senayan, Jakarta, misalnya, kini hanya dibutuhkan empat unit speaker V8sound.com seukuran kardus mi instan. Meski mini, namun setiap tipe V8Sound.com mampu menghasilkan suara sangat jernih dengan kekuatan sangat tinggi, sehingga tidak memerlukan banyak unit speaker untuk menjangkau telinga puluhan ribu orang dalam sebuah stadion atau ruang pertemuan.

Dengan ukuran yang mini dan harga terjangkau itu, kini pasar mulai melirik V8Sound.com. Sejumlah stasiun televisi menyatakan minat memiliki V8Sound.com, baik untuk kebutuhan studio maupun untuk menunjang kegiatan off air.

Sejumlah perkantoran yang memiliki ruang-ruang pertemuan juga telah menyatakan minat memiliki V8Sound.com karena instalasinya sangat rapih dan tak merusak pemandangan.

Minggu, 28 Maret 2010

Melongok Sentra Kopra Penggerak Ekonomi


Wilayah Banten Selatan tak hanya dikenal dengan keindahan pantainya yang sangat alami, Banten Selatan juga dikarunia kekayaan alam bentangan jutaan pohon kelapa yang hijau royo.

Di Kabupaten Lebak Banten, sektor pengolahan produk kelapa cukup berkembang disini, beberapa lokasi pembuatan kopra sudah menjadi pemandangan lazim. Salah satu lokasi pengolahan kopra yang dimiliki oleh Aden Sarnata berada di pesisir pantai selatan Kampung Duraen, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Lebak Banten.

Keluarga Sarnata setidaknya sudah berkecimpung diusaha kelapa sejak tahun 1960-an, namun bisnis pengolahan kelapa menjadi kopra baru mulai digeluti sejak tahun 1992. Dari bisnis ini bukan hanya kopra yang ia hasilkan, namun produk seperti arang, air kelapa untuk minuman coco menjadi produk sampingan.

Produksi kopra yang ia hasilkanya setidaknya mencapai 4,5 kwintal perhari atau setara dengan 5000 butir kelapa muda, yang ia kirim ke Jakarta, Bandung dan Panimbang kawasan Pendeglang. Biasanya kopra-kopra ini diolah menjadi minyak sayur kelapa asli, termasuk bahan baku oli.

Proses pengolahan kopra itu sendiri terbilang mudah, biasanya kelapa yang digunakan adalah jenis kelapa muda. Sebelum diolah menjadi kopra, kelapa-kelapa terlebih dahulu dikupas menjadi serpihan-serpihan.

Kemudian serpihan itu dimasukan ke dalam tungku oven buatan, setelah masukan ke dalam oven beberapa jam baru setelah itu dijemur di terik matahari selama kurang lebih sehari dan kopra siap dijual ke penampung.

Selain mengolah kelapa menjadi kopra, Aden juga menjual mentah kelapa-kelapanya yang ia peroleh dari para petani kelapa se-Kabupaten Lebak. Setidaknya dalam sehari ia bisa mengirim ke Jakarta sebanyak kurang lebih 5000 butir yang ia jual Rp 500-1100 per butirnya.

"Jadi sehari setidaknya ada 10.000 butir kelapa, 5000 kelapa mudah diolah jadi kopra, sisanya yang tua-tua dijual butiran ke Jakarta," kata Aden saat di kediamannya kawasan Wanasalam, Lebak Banten

Aden menjelaskan hasil sampingan usahanya, bisa berupa produksi arang batok kelapa, meski tidak diproduksi secara pasti namun arang-arangnya sangat laku di pasaran. Biasanya ia menjual ke tengkulak di Wanasalam, yang kemudian dijual ke Bandung sebagai bahan baku produksi karbon untuk industri-industri kimia (batere).

Ia mengaku menjalankan usaha penjualan dan pengolahan kelapa telah memberikan keluarganya berkah. Sekarang ini, selain 4 mobil truk operasional, Aden juga memilki satu buah mobil Toyota Fortuner gres. Pendapatan per bulannya minimal ia peroleh mencapai Rp 200 juta. Bahkan saat ini di depan rumahnya sudah berdiri masjid megah yang sengaja didirikan oleh ayahnya.

Selain itu kata aden, usahanya sekarang ini bukan hanya dinikmati oleh keluarganya, namun warga sekitarnya turut kecipratan rezeki yang ia peroleh. Setidaknya ada kurang lebih 70 orang yang terlibat langsung dari bisnisnya mulai dari supir, kuli pengolah kopra, belum lagi para petani kelapa di kabupaten Lebak.

Menyekolahkan Anak Hingga Jadi Wakil Camat

Aden Sarnata dan bapaknya mengembangkan sebuah konsep kemitraan yang disebut Kobong, yaitu suatu kemitraan yang berbasis memberikan order produksi yang dikerjakan oleh warga sekitar untuk mengolah kopra (sub kontrak).

Dimana dalam setiap kobong terdiri satu keluarga yaitu 2-4 orang, setidaknya saat ini Aden telah memiliki 9 kobong. Setiap kobong umumnya terdiri dari keluarga inti yaitu bapak ibu dan anak, maka tidak mengherankan banyak bocah-bocah kecil ikut bekerja membantu ayah dan ibunya pada saat hari libur sekolah.

Setiap kobong-kobong akan memproduksi kopra sesuai kemampuannya masing-masing, semakin banyak kopra yang dihasilkan maka pendapatan setiap pemilik kobong semakin besar. Rata-rata setiap keluarga atau satu kobong mendapat penghasilan minimal Rp 2 juta per bulan.

"Saya juga menanggung kalau ada yang sakit saya obatin," jelas Aden.

Konsep yang dikembangkan Aden dan bapaknya sangat menguntungkan para masyarakat sekitar, setidaknya banyak lapangan kerja bisa tercipta. Bahkan para kuli pengolah kopra ini bukan hanya mampu menghidupi keluarga, namun bisa menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat lebih tinggi.

"Anak mereka salah satunya ada yang jadi wakil camat Wanasalam," kata Aden.

Santika salah satu kuli pemilik kobong pengolah kopra mengaku senang dengan adanya usaha ini. Ia menjelaskan setiap 1 kg kopra dihargai Rp 180, dalam waktu 4-5 hari biasanya pendapatan dari mengolah kopra bisa ia dapat Rp 200.000.

Ini belum dihitung pendapatan dari pengolahan arang yang dijual per 1 kg seharga Rp 600, total pendapatan dari areng sebesar Rp 300.000 dan hasil sampingan air kelapa Rp 50.000. Jadi jika dihitung per minggunya setiap kobong mendapatkan penghasilan Rp 500.000-600.000.

"Kita hanya mengolah, semua bahan baku kelapa disiapkan oleh Pak Haji Sarnata," katanya.

Sementara itu Barudin yang sudah bekerja 10 tahun lebih di usaha pengolahan kopra mengaku merasa terbantu dengan adanya sistem seperti ini. Bahkan sekarang ini dari ketiga anaknya semuanya bersekolah.

"Dua orang masih SMP, satu lagi sudah sampai SMA," kata Barudin sumringah.