Ebiz Ads

Senin, 15 Maret 2010

Ebiznews


Boneka dan Mainan Kayu Tahan Hadapi Gempuran China

Sejumlah jenis mainan buatan dalam negeri tetap tahan banting terhadap gempuran mainan China yang menyerbu di pasar Indonesia menyusul diimplementasikannya perdagangan bebas ASEAN-China atau ACFTA pada awal tahun ini. Di pasar Prumpung, Jakarta, misalnya, mainan seperti boneka yang dijual justru hampir seluruhnya merupakan produk lokal, seperti dari daerah Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Kota.

"Kualitas boneka produk lokal masih lebih bagus dibandingkan milik China. Harganya pun masih terjangkau," kata salah satu penjual boneka, Muchdar, saat ditemui di Pasar Prumpung, Jakarta.

Bandingkan dengan mainan elektronik seperti mobil remote control yang dikuasai oleh China. Harga mainan elektronik asal Negeri Tirai Bambu itu juga terbilang lebih murah dibandingkan produk lokal.

Ketua Asosiasi Pegiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Dhanang Sasangko mengakui, untuk produk mainan yang membutuhkan teknologi, perajin mainan lokal sulit untuk bersaing dengan produk China. "Itu karena mereka (China) menggunakan mesin-mesin produksi terkini untuk memproduksi mainan-mainan yang berbahan baku plastik dan kain. Kita kalah," ujar Dhanang.

Menurut dia, Indonesia masih bisa bersaing dengan China untuk mainan-mainan yang menggunakan bahan baku kayu dan sejenisnya, seperti balok-balok ataupun puzzle. Pasalnya, bahan baku kayu sulit diperoleh di China.

Agar mampu bersaing dengan produk China, dia menegaskan bahwa pemerintah harus mendorong terciptanya iklim produksi yang mampu memberikan kemudahan dan biaya produksi yang murah. "Caranya melakukan sistem inkubator dan plasma-plasma," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar