Ebiz Ads

Jumat, 16 April 2010

Ebiz News


Pembiayaan UMKM Jangan Cuma Ciptakan Pedagang

Suntikan permodalan harus mengutamakan penciptaan kegiatan produktif, bukan usaha yang hanya mendorong kegiatan konsumtif. Janganlah bantuan permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah yang ditujukan sebagai penunjang peningkatan daya saing hanya menciptakan sebuah generasi pedagang.

Hal itu dikemukakan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Fajar Sofyar dalam seminar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya bertajuk ”Menciptakan Fasilitas Pembiayaan dari Pemerintah untuk Meningkatkan Daya Saing Koperasi dan UMKM dalam Menghadapi ACFTA” di Jakarta, Kamis (15/4/2010).

Dalam kesempatan itu, LPDB dan Koperasi Hipmi Jaya menandatangani nota kesepahaman untuk mendukung pembiayaan yang bersifat produktif. Dana yang disalurkan tetap menunggu verifikasi sesuai dengan kebutuhannya.

Fajar menegaskan, ”Tidak ada tempat bagi kredit konsumtif yang mendapatkan bantuan permodalan dari kami. Selama ini kami sangat selektif dan penuh kehati-hatian dalam menyalurkan bantuan permodalan karena sepeser uang yang berada di LPDB merupakan uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, jangan sampai penyaluran dana salah prosedur dan tidak tepat sasaran.”

Tahun 2010, LPDB siap menyalurkan bantuan permodalan melalui koperasi kepada 11.165 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Nilainya mencapai Rp 1,185 miliar dengan bunga kredit 9,5 persen menurun.

Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam mengatakan, sumber pembiayaan UMKM sesungguhnya sangat banyak, baik berasal dari pemerintah maupun nonpemerintah.

”Saya tidak tahu persis, apakah anggota Hipmi lebih banyak berperan sebagai produsen ataukah malah sebagai pedagang? Masalahnya, bentuk dukungan pembiayaan tentu akan sangat berbeda,” ujar Agus.

Ketua Umum Hipmi Jaya Adisatryo Sulisto mengatakan, faktor pembiayaan masih menjadi masalah krusial bagi UMKM sebab sebagian besar UMKM masih dibayang-bayangi masalah miskin akses pembiayaan, akses pasar, kualitas manajemen dan teknologi, serta miskin kemampuan sumber daya manusia.

Hingga kini Koperasi Hipmi Jaya menyalurkan dana ke anggota Hipmi Jaya sebagai pelaku UMKM dengan total nilai kredit sekitar Rp 400 juta. Idealnya, satu pengusaha baru bisa membuka peluang minimal empat tenaga kerja baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar